Quote For Today..

Perubahan kecil itu sangat berarti daripada tidak sama sekali. Perubahan itu dimulai dari diri sendiri, kemauan, dan motivasi -Hegar Chataling-




23.07

Belajar dari si "Ndeso"

Ada seorang desa yang "ndeso", datang ke sebuah mal ternama di ibu kota. Panggil aja dia "ndeso"

Waktu itu dia ketiban rejeki, so.. it’s time for jalan-jalan. Akhirnya dia tiba di mal terkemuka itu. Tapi tetep "ndeso", ya "ndeso". Pas mau tidur dia nyari tempat duduk panjang buat "ngaso", eh, kebablasan. Secara dia dari kampung, klo tidur tuh dia selalu "ngorok". Ampun deh kalau ngedengerinnya.

Gak ngerasa kalau "pengorokkan"-nya itu menyebabkan keributan seantero mal, akhirnya ada seorang satpam mal itu yang marah karena kelakuan si "ndeso" ini. Satpam itu kaget, "Ya Allah ini orang, udeh kaye di rumahnye aje (logat betawi)".

Satpam itu pun ternyata takut sama si "ndeso" ini. kenapa? "buju buset, ni orang ape gorile" sahut satpam itu. Ternyata satpamnya takut dengan si "ndeso" ini.

Demi ketentraman pengunjung yang ada di mal itu, satpam itu memutar otak untuk mengusir "ndeso" itu. Mengingat tubuhnya yang gede, dia mencari senjata untuk mengusir si "ndeso" itu. Bukan senjata api, tapi selembar kertas yang lipat-lipat menjadi seperti bola.

Tuing,tuing. Satpam itu melempar senjatanya sambil mengambil formasi kura-kura (bersembunyi di dekat tempat sampah). Satu per satu kertas itu dilempar ke arah si "ndeso" itu. Ada yang meleset ada yang kena juga. Akhirnya timpukan iu mengenai wajahnya, dia pun bangun sambil mencari-cari dari mana asal timpukkan itu, sambil komat-kamit, "sial, ganggu orang tidur aja". Dia pun tertidur lagi (dasar "ndeso"!).

Dilemparkannya lagi kertas itu kearahnya. Masih sama dengan cerita paragraf di atas. Si "ndeso" ini orang yang sangat pemalas. Sambil mencari si pelempar, dia berkomat-kamit tidak jelas lalu tidur lagi.

Satpam itu pun frustasi. "Peluru-pelurunya" sudah habis. Masih banyak akal, dia kemudian melemparkan batu-batu kerikil yang ada di pot di depannya ke arah si "ndeso tersebut. Pokoknya cerita yang ini sama seperti cerita di atas tadi. Sambil mencari si pelempar, dia berkomat-kamit tidak jelas lalu tidur lagi.

Satpam itu kualahan. "Masih banyak batunye, tenang aje..". Kerikil itu dia masukkan ke saku celananya sebelah kiri. melihat kelakuan si "ndeso" ini, dia gemes. Maju sedikit beberapa langkah kedepan. Maksudnya agar pas mengenai "tuuuuttttt".

Dia punya akal, kalau melemparnya jangan satu-satu. Dengan rasa gereget, dia ambil batu-batu yang ada di kantong sebelah kanan segenggaman tangannya.

Krincing, krincing. Satpam ini salah mengeliarkan senjatanya. batu-batu itu seharusnya ada di saku celana sebelah kiri. Dia malah melemparkan uang receh yang ada di saku kanan yang tidak terhitung jumlahnya.

Kembali ke si "ndeso". Tanpa isyarat, dengan secepat kilat dia mengambil semua uang itu tanpa melihat siapa yang melemparkannya. "Rejeki emang dari mana aje", sambil berbicara, dia bangun dan langsung pergi meninggalkan mal itu.

-tamat-

0 komentar: